Metode
Pembelajaran “ Peer Teaching “
Pembelajaran model peer
teaching adalah metode belajar yang melibatkan siswa secara aktif. Jadi disini
satu siswa akan mengajari siswa lain yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi yang diberikan.
Ada ujaran yang menyebutkan bahwa “orang tua dua puluh tahun yang akan datang
adalah pemuda pada masa kini” Pendidikan sebagai upaya terorganisasi,
terencana, sistimatis, untuk mentransmisikan pengetahuan dalam arti luas
(sikap, moral dan nilai-nilai hidup dan kehidupan, ketrampilan, dll.) dari
suatu generasi ke generasi lain, bertujuan ingin mencapai perubahan sikap dan
perilaku tertentu.
Bagi kita sebagai bangsa dalam suatu negara bangsa (nation
state) yang merdeka, pendidikan kita niscaya dilandasi oleh pengetahuan dari
mulai dilahirkan dan sudah kita sepakati dan anut bersama. Aktifitas apapun
yang dilakukan manusia memerlukan daya nalar yang tinggi. Dan untuk menguji dan
mengasah daya nalar tersebut manusia harus melakukan latihan demi latihan.
Sejak manusia berada dalam kandungan telah diberikan oleh Tuhan akal dan
pikiran. akal dan pikiran tersebut harus digunakan dan dimanfaatkan oleh
manusia terutama guru sebagai agen perubahan tersebut.
Dalam mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, guru
dituntut memberikan layanan terbaiknya agar materi yang diajarkan dapat
tersampaikan dan tersalurkan secara tuntas, dan indikator yang diharapkan dapat
direspon positif oleh peserta didik. Strategi pembelajaran yang tepat akan
menuntun siswa untuk mencapai tujuan tersebut.
Selain tukar pikiran, strategi lain yang masih dapat
digunakan adalah siswa saling memberi pengetahuannya kepada sesama temannya
atau mengajar teman sejawat (peer teaching). Peer Teaching adalah pola belajar
antar sesama siswa. Dalam proses ini guru tak dapat dipisahkan dari proses
perubahan afeksi siswa dalam belajar.
Untuk menerapkan strategi ini selain membutuhkan skil yang
memadai, juga perlu penguasaan konsep materi yang akan diajarkan kepada siswa.
Biologi sebagai salah satu pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang
menuntut daya fikir siswa untuk lebih kreatif dan mandiri.
Materi biologi berkaitan dengan alam secara sistematis,
sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran biologi dibutuhkan pemahaman dari
suatu konsep secara universal. Satu metode yang sesuai dengan tuntutan KTSP dapat
dilakukan dengan menerapkan Peer Teching.
Pembelajaran Biologi dapat dikatakan berhasil dan
berkualitas dari segi proses apabila seluruh dan sebagai besar peserta didik
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu menyerap materi yang
diajarkan, sehingga pembelajaran biologi tersebut dapat dikatakan berhasil
apabila terjadi perubahan daya pikIr terhadap suatu konsep yang telah
ditetapkan.
Langkah
– langkah Pelaksanaan Metode Peer Teaching
1.
Cara
pertama dalam menggunakan strategi ini yaitu, setelah melakukan apersepsi atau
memberi salam dan melakukan pre test terhadap materi minggu lalu, guru juga
menghubungkan materi minggu lalu dengan topik yang akan dibahas pada waktu itu.
Kemudian guru menerangkan secara umum tentang topik yang dibahas pada waktu
itu. Kemudian guru membuat kelompok antar siswa secara merata, artinya dalam
satu kelompok terdapat siswa yang pintar sedang dan kurang pintar. Maksudnya
agar terdapat keseragaman pemikiran nantinya.
2.
Langkah
berikutnya adalah menjelaskan secara detil materi yang akan dibahas pada waktu
itu meliputi indicator yang harus dicapai oleh siswa pada waktu itu.
Selanjutnya siswa diberikan lembaran berisi tugas berupa pertanyaan untuk
didiskusikan menurut pengetahuan yang mereka kuasai.
3.
Dalam
lembaran tersebut setiap kelompok diminta untuk memberikan pendapat menurut
persepsi mereka sendiri masing-masing, lalu satu pendapat didiskusikan sampai
permasalahan yang di indikasikan terpecahkan. Dalam diskusi tersebut di tuntut
setiap anggota kelompok memberikan tanggapan serta pendapat mereka sendiri yang
nantinya akan di satukan dalam satu kesimpulan yang mengerucut pada tujuan yang
hendak dicapai dalam materi tersebut. Peran guru di sini adalah mengawasi serta
mengamati kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok siswa, serta
memberikan bantuan bila mereka mendapatkan kesulitan dalam hal-hal tertentu,
namun bukan berarti guru harus ikut memecahkan masalah tersebut. Mengenai
pemecahan masalah tersebut, setiap kelompok siswa harus memikirkannya sendiri
dan tidak keluar dari batasan materi yang diberikan pada waktu itu. Bila ada
yang menyimpang dari koridor, maka guru harus mengembalikan perdebatan mereka
ke materi semula.
4.
Bila
masing-masing setiap kelompok telah selesai melaksanakan semua instruksi yang
ada dalam lembaran kerja tersebut, maka setiap kelompok harus merumuskan hasil
diskusinya dalam satu kesimpulan yang telah disepakati bersama. Kemudian hasil
diskusinya diserahkan ke guru dalam bentuk lembaran yang ditulis rapi.
5.
Selanjutnya
guru memerintahkan setiap kelompok satu per satu membacakan hasil diskusinya.
Hasil diskusi yang dibacakan di depan kelompok yang lainnya. Sementara kelompok
yang lain memberikan tanggapan tentang hasil diskusi kelompok tersebut serta
memberikan pendapat atau sanggahan kepada kelompok tersebut. Setiap masalah
baru yang muncul, dicatat guru.
6.
Terakhir,
semua masalah yang muncul pada waktu diskusi kelompok tersebut diberikan
solusinya oleh guru. Dan guru mengevaluasi serta menyimpulkan semua masalah dan
pemecahannya kepada seluruh anggota kelas. Sehingga terdapat satu pemahaman
yang seragam bagi setiap siswa. Terakhir guru memberikan tugas kepada siswa
untuk merangkum semua penjelasan guru tadi untuk dikumpulkan sebagai post test
bagi siswa.
Metode ini sangat cocok digunakan untuk kelas yang
memiliki mahasiswa dalam jumlah banyak. Aktivitas ini memberikan simulasi pada
setiap kelompok untuk melatih setiap sub bab lebih baik.
Aktivitas yang akan dideskripsikan
disini merupakan ”cooperative learning activity” yang merupakan suatu strategi
dimana mahasiswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dengan tujuan untuk
memaksimalkan pembelajaran anggota kelompok yang ada didalamnya (Cooper,
KcKinney dan Robinson 1991). Metode tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan
proses belajar.
Metode Peer-Teaching
ini diberikan sebagai berikut:
- Pada akhir suatu bagian, misalnya akhir suatu bab, mahasiswa diberikan latihan yang berhubungan dengan materi yang telah dibahas sebelumnya. Latihan ini harus dikerjakan oleh mahasiswa diluar jadwal. Materi pada latihan tersebut merupakan pertanyaan yang terstruktur dari prosedur yang mudah sampai prosedur yang bersifat konseptual. Tujuan dari latihan ini adalah untuk memfasilitasi pembelajaran dan tidak berhubungan dengan nilai. Mahasiswa bebas untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan latihan tersebut. Mahasiswa yang dapat menyelesaikan latihan tersebut dan merasa percaya diri untuk menerangkan kepada temannya dijadikan volunteers teacher.
- Dosen kemudian mengadakan prepatory meeting dengan tujuan untuk menyusun tim pengajar (teaching teams) yang terdiri dari mahasiswa yang bersedia untuk menjadi volunteers teachers kemudian mendiskusikan semua pertanyaan yang timbul dari latihan yang telah mereka kerjakan sebelumnya.
- Setelah semua pertanyaan didiskusikan, mahasiswa dari teaching teams masing-masing membentuk suatu kelompok dari diluar teaching teams untuk dijadikan ”peer”.
- Mahasiswa dari teaching teams bertindak sebagai instruktur kepada anggotanya untuk menerangkan latihan yang telah diberikan sebelumnya (peer-teaching).
- Partisipasi student-students ataupun teacher-student merupakan kegiatan yang bersifat optional dan tidak berhubungan dengan nilai mahasiswa. Penilaian disini berasal dari indiviual assignment ataupun dari hasil ujian.
Esensi dari aktivitas ini adalah untuk
mencari tempat dan waktu yang tepat baik untuk prepatory meeting ataupun peer
teaching. Namun kuncinya adalah jika mahasiswa yang dijadikan volunteers
teachers telah menyelesaikan latihan yang diberikan, maka prepatory meeting
tersebut dilakukan dengan efektif tanpa membuang waktu.
Keuntungan untuk mahasiswa yang
berperan sebagai mahasiswa adalah remoteness yang menyebabkan mahasiswa enggan
untuk bertanya pada kelas reguler dapat diminimalisir. Bukan hanya karena adanya
jumlah anggota kelompok yang sedikit, adanya kesamaan usia dan gaya diantara
peers membuat para anggota kelompok nyaman untuk bertanya mengenai materi yang
ada sehingga memudhkan pembelajaran.
Sedangkan untuk mahasiswa yang berperan
sebagai teacher adanya metode ini akan semakin meningkatkan pemahaman mahasiswa
tersebut akan materi yang ada. Selain itu dengan adanya kompetisi antara
kelompok mendorong mahasiswa yang berperan sebagai pengajar akan menngkatkan
kualitas kelompoknya.
Pelaksanaan
Peer Teaching
Metode
peer teaching dilaksanakan di luar jadwal kuliah. Mahasiswa dibagi menjadi 8
kelompok, masing-masing beranggotakan 9-10 mahasiswa yang dipandu oleh seorang
volunteers teacher. Materi dalam peer teaching ini terdiri atas materi
kebidangan dan materi problem based learning. Materi kebidangan bertujuan
menjabarkan silabi statistika dengan memberikan contoh-contoh kasus ekonomi dan
perbankan. Dengan demikian mahsiswa menjadi paham ruang lingkup statistika.
Materi problem based learning, bertujuan untuk menghidupkan berbasis pada
”student centerred learning” untuk mem ”back up” materi perkuliahan. Dengan
demikian wawasan statistika tidak hanya dipahami secara teoritis saja melainkan
secara nyata melalui studi kasus di lapangan. Materi khusus terdiri dari
membuat makalah mengenai data-data ekonomi dan perbankan.
Ada pola ajar yang mungkin tepat bagi guru untuk
menyampaikan materi ajarnya. Yaitu tukar pendapat atau brain storming dimana
materi yang disampaikan hanya sebatas materi pokok, selanjutnya diberikan waktu
bagi siswa untuk memberikan tanggapan atau respon materi tadi, lalu guru
memberikan jawaban atas respon tadi dengan menyelipkan indicator yang ingin
disampaikan.
Keunggulan dan Kelemahan Metode Peer
Teaching
a. Keunggulan metode peer teaching
- Meningkatkan motivasi belajar siswa
- Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran
- Meningkatkan interaktif sosial siswa dalam pembelajaran
- Mendorong siswa ke arah berpikir tingkat tinggi
- Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok
- Meningkatan rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri
- Membangun semangat bekerja sama
- Melatih keterampilan berkomunikasi
- Meningkatkan hasil belajar
b.
Kelemahan
metode peer teaching
- Memerlukan waktu yang relatif lama
- Jika siswa tidak memiliki dasar pengetahuan yang relevan maka metode ini menjadi tidak efektif
- Kemungkinan didominasi oleh siswa yang suka berbicara, pintar, atau yang ingin menonjolkan diri
- Tidak semua guru benar-benar memahami cara masing-masing siswa bekerja di kelompok
- Perlu dimodifikasi agar sesuai diterapkan pada siswa SD (teknik ini biasanya diterapkan di PT)
- Memerlukan perhatian guru yang ekstra ketat
Sumber :
Hasil
penelitian Lyn Longaretti, dkk (The University of Melbourne)
Centre for
Development of Teaching and Learning (CDTL). National University of Singapore,
di: http://www.cdtl.nus.edu.sg/
http://blog.binadarma.ac.id/dinamellita/?p=3
diakses tanggal 2 desember 2012
www.
amstat.org/publication/jse/y3n3/giraud.html
di akses tanggal 2 desember 2012